Artha Safety Indonesia

Bahaya di Industri Migas yang terjadi dan Cara Pencegahannya

Facebook
Twitter

Industri minyak dan gas (migas) dikenal sebagai salah satu sektor kerja dengan risiko tinggi. Para pekerja di sektor ini menghadapi berbagai bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan mereka. Oleh karena itu, pemahaman mengenai bahaya utama dalam industri migas serta cara pencegahannya sangatlah penting untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja.

Berikut adalah beberapa bahaya paling berisiko dalam industri migas serta langkah-langkah pencegahannya:
1. Ledakan dan Kebakaran

Penyebab:

  • Kebocoran gas atau minyak yang mudah terbakar.
  • Percikan api dari peralatan listrik atau gesekan logam.
  • Kesalahan dalam penanganan bahan kimia berbahaya.

Pencegahan:

  • Menggunakan peralatan yang telah bersertifikasi tahan ledakan (Ex-proof).
  • Melakukan inspeksi dan pemeliharaan rutin terhadap instalasi pipa dan tangki penyimpanan.
  • Memastikan sistem deteksi kebocoran gas dan alat pemadam kebakaran berfungsi dengan baik.
  • Melatih pekerja dalam prosedur tanggap darurat kebakaran.
2. Paparan Zat Beracun

Penyebab:

  • Paparan gas H2S (Hidrogen Sulfida) yang dapat mematikan dalam konsentrasi tinggi.
  • Inhalasi asap dari pembakaran atau zat kimia berbahaya.
  • Tumpahan minyak atau bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan gangguan pernapasan.

Pencegahan:

  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker gas, sarung tangan, dan baju pelindung.
  • Memastikan ventilasi yang memadai di area kerja.
  • Memasang sensor deteksi gas beracun di lokasi berisiko tinggi.
  • Melakukan pelatihan rutin tentang bahaya bahan kimia dan prosedur evakuasi.
3. Kecelakaan Akibat Peralatan Berat

Penyebab:

  • Kesalahan operator dalam mengoperasikan alat berat.
  • Peralatan yang tidak dalam kondisi baik.
  • Kurangnya koordinasi saat operasi pengangkatan atau pemindahan barang berat.

Pencegahan:

  • Melakukan pemeriksaan dan perawatan berkala pada alat berat.
  • Menyediakan pelatihan khusus bagi operator alat berat.
  • Menggunakan sistem komunikasi dan tanda peringatan yang jelas di lokasi kerja.
  • Memastikan hanya pekerja yang berkualifikasi yang dapat mengoperasikan peralatan.
4. Kelelahan dan Tekanan Kerja Tinggi

Penyebab:

  • Shift kerja panjang dan lingkungan kerja yang menuntut fisik tinggi.
  • Stres akibat kondisi kerja yang berat dan isolasi dari keluarga.
  • Kurangnya waktu istirahat yang cukup.

Pencegahan:

  • Menyediakan jadwal kerja yang adil dengan waktu istirahat yang cukup.
  • Memberikan program kesehatan mental dan fisik bagi pekerja.
  • Mendorong komunikasi terbuka antara pekerja dan manajemen terkait kondisi kerja.
  • Memastikan pekerja tidak bekerja dalam kondisi kelelahan berlebihan.
5. Bekerja di Ketinggian

Penyebab:

  • Kegagalan peralatan pengaman seperti harness atau scaffolding.
  • Kondisi cuaca buruk yang membuat permukaan kerja menjadi licin.
  • Kurangnya pelatihan tentang prosedur keselamatan bekerja di ketinggian.

Pencegahan:

  • Menggunakan peralatan pelindung jatuh seperti harness dan lifeline.
  • Memastikan struktur tempat kerja di ketinggian dalam kondisi stabil dan aman.
  • Memberikan pelatihan wajib tentang prosedur keselamatan bekerja di ketinggian.
  • Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi cuaca untuk menghindari risiko tambahan.
Kesimpulan

Keselamatan kerja di industri migas harus menjadi prioritas utama bagi perusahaan dan pekerja. Dengan memahami berbagai bahaya yang ada dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko kecelakaan kerja dapat dikurangi secara signifikan. Setiap pekerja harus selalu mematuhi prosedur keselamatan, menggunakan APD yang sesuai, serta melaporkan kondisi berbahaya kepada manajemen untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.

Yuk kenali potensi bahaya dan risiko yang mengancam Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan mengikuti Pelatihan Pengawas K3 Migas Sertifikasi BNSP di Artha Safety Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *