Artha Safety Indonesia

Forcible Entry pada Kebakaran: Teknik dalam Penyelamatan

Facebook
Twitter

Forcible entry atau masuk paksa adalah salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai oleh petugas pemadam kebakaran (firefighter) dalam situasi darurat, terutama saat terjadi kebakaran. Teknik ini digunakan untuk membuka pintu, jendela, atau akses lainnya untuk masuk ke dalam bangunan yang terbakar atau terjebak, dengan tujuan untuk menyelamatkan korban, melawan api, dan memastikan keselamatan penghuni bangunan. Kemampuan untuk melakukan forcible entry yang cepat dan efisien sangat penting untuk meminimalkan kerusakan properti, mengurangi risiko cedera atau kematian, serta menyelamatkan nyawa.

Apa Itu Forcible Entry?

Forcible entry adalah proses penggunaan alat-alat khusus oleh petugas pemadam kebakaran untuk membuka akses ke bangunan yang terkunci atau terhalang dengan cara yang aman dan terkendali. Akses ini bisa berupa pintu, jendela, gerbang, atau pintu darurat yang tidak dapat dibuka dengan cara biasa, baik karena terkunci, rusak, atau karena api yang sudah menyebar.

Proses forcible entry melibatkan berbagai teknik dan alat, seperti palu, crowbar, alat pemotong, hingga alat hidrolik, yang disesuaikan dengan jenis bangunan dan tingkat kesulitan yang dihadapi.

Jenis-Jenis Forcible Entry

  1. Forcible Entry pada PintuPintu adalah akses utama yang sering kali menghadapi kesulitan dalam proses masuk paksa. Pintu bisa terkunci dengan berbagai jenis kunci, atau mungkin terhalang oleh api yang menyebar dengan cepat. Dalam hal ini, petugas pemadam kebakaran biasanya menggunakan alat seperti axe (kapak), halligan bar, atau alat pemukul (sledgehammer) untuk menghancurkan atau membuka pintu.
  2. Forcible Entry pada JendelaJendela juga sering menjadi salah satu titik masuk, terutama pada bangunan bertingkat atau saat pintu terlalu sulit dibuka. Teknik yang digunakan untuk membuka jendela terkunci atau terhalang api melibatkan alat seperti glass breaker atau crowbar, yang berfungsi untuk menghancurkan kaca atau membongkar bingkai jendela.
  3. Forcible Entry pada Gerbang atau PagarGerbang atau pagar yang menghalangi akses ke lokasi kebakaran juga perlu dibuka dengan cara paksa. Gerbang ini biasanya terbuat dari logam atau bahan yang kokoh. Untuk itu, diperlukan alat seperti hydraulic rescue tools (alat penyelamat hidrolik) atau cutting torch untuk memotong logam dengan aman.
  4. Forcible Entry pada Dinding atau AtapDalam situasi tertentu, misalnya saat api sudah menyebar luas dan menghalangi pintu atau jendela, petugas pemadam kebakaran dapat memilih untuk membuat akses melalui dinding atau atap bangunan. Penggunaan cutting tools seperti saw atau alat pemecah lainnya digunakan untuk menembus dinding atau atap untuk memberikan jalur evakuasi atau memadamkan api dari dalam.

Alat-Alat Forcible Entry

Untuk melakukan forcible entry dengan efektif, petugas pemadam kebakaran memerlukan beberapa alat khusus, antara lain:

  • Halligan Bar: Sebuah alat serbaguna yang digunakan untuk membuka pintu atau jendela yang terkunci, memecahkan kaca, atau mencongkel akses.
  • Axe (Kapak): Digunakan untuk memotong atau menghancurkan pintu dan dinding kayu.
  • Sledgehammer: Palu besar untuk memukul pintu atau dinding keras, memecahkan kunci, atau membuka akses lain.
  • Hydraulic Rescue Tools: Alat penyelamat hidrolik yang dapat digunakan untuk membuka pintu logam atau pagar yang kuat.
  • Halligan Tool: Digunakan untuk membuka pintu dengan cara memanfaatkan kekuatan dorong dan geser.
  • Jaws of Life: Alat pemotong hidrolik yang sering digunakan dalam situasi ekstrikasi untuk memotong benda keras.
  • Bolt Cutters: Alat pemotong besi yang digunakan untuk memotong kunci atau rantai pada gerbang atau pintu.

Teknik Forcible Entry yang Efektif

Keberhasilan dalam melakukan forcible entry sangat bergantung pada pemahaman yang baik tentang teknik dan langkah-langkah yang benar. Berikut beberapa teknik yang umum digunakan dalam proses forcible entry:

  1. Assessing the Situation (Evaluasi Kondisi)Sebelum melakukan forcible entry, petugas pemadam kebakaran harus melakukan evaluasi awal untuk menilai apakah ada risiko bagi petugas atau korban. Mereka juga harus menentukan alat yang tepat dan memilih titik masuk yang paling aman dan efisien.
  2. Breaking the Lock or HingesJika pintu atau jendela terkunci, petugas bisa menggunakan teknik untuk menghancurkan kunci atau engsel. Biasanya, teknik ini digunakan untuk pintu dengan kunci geser atau engsel yang mudah dipatahkan.
  3. Using a Mechanical AdvantageJika pintu sangat kokoh, penggunaan alat seperti hydraulic spreader atau lever bar untuk memberikan daya dorong yang lebih besar dapat sangat membantu dalam membuka pintu.
  4. Ventilasi dan Akses PencarianPetugas pemadam kebakaran harus mempertimbangkan pentingnya ventilasi untuk meminimalkan paparan asap berbahaya. Dalam beberapa situasi, mereka harus memutuskan apakah lebih baik membuka ventilasi terlebih dahulu sebelum melakukan forcible entry, terutama jika asap tebal bisa menyulitkan visibilitas.
  5. Coordinating with Rescue TeamsSelama proses forcible entry, penting untuk berkoordinasi dengan tim penyelamat yang lain untuk memastikan bahwa tidak ada korban yang terjebak di dalam atau di sekitar area kebakaran. Ini termasuk memperhatikan sinyal atau komunikasi dengan tim di luar bangunan.

Tantangan dalam Forcible Entry

  1. Waktu yang KritisDalam situasi kebakaran, setiap detik sangat berarti. Pintu atau jendela yang terlambat dibuka bisa mengakibatkan korban yang lebih banyak, baik karena asap, panas berlebih, atau api yang semakin membesar.
  2. Kondisi Bangunan yang Tidak StabilDalam beberapa kasus, bangunan yang terbakar mungkin mengalami kerusakan struktural. Melakukan forcible entry pada bangunan yang tidak stabil atau yang sudah rusak dapat meningkatkan risiko cedera bagi petugas.
  3. Jenis Pintu dan KunciSetiap jenis pintu dan sistem kunci memiliki tantangan tersendiri. Pintu yang terbuat dari logam atau bahan komposit akan membutuhkan alat yang lebih kuat dan lebih banyak waktu dibandingkan dengan pintu kayu.

Keberhasilan dalam melakukan forcible entry tidak hanya bergantung pada keterampilan individu, tetapi juga pada koordinasi tim, evaluasi kondisi, dan pemilihan alat yang tepat. Oleh karena itu, pelatihan dan kesiapan tim pemadam kebakaran sangat penting untuk memastikan keselamatan dan efisiensi dalam menghadapi situasi kebakaran yang kompleks. Yuk pelajari lebih lanjut terkait Petugas Peran Kebakaran Sertifikasi Kemnaker RI bersama Artha Safety Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *