Shape Shape Shape Shape
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Jatuh dari Ketinggian

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Jatuh dari Ketinggian

Kecelakaan kerja akibat jatuh dari ketinggian adalah salah satu insiden yang paling serius, terutama di sektor konstruksi. Respons cepat dan tepat dalam memberikan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dapat menjadi penentu antara hidup dan mati, atau meminimalisir cedera permanen.

Ingat: Prioritas utama adalah keselamatan Anda dan korban. Tetap tenang dan bertindaklah secara sistematis.

Pertolongan Pertama Pada Kecekakaan Kerja Pada Korban Jatuh dari Ketinggian

Tahapan Krusial P3K Korban Jatuh dari Ketinggian

1. Amankan Lokasi & Hubungi Bantuan Darurat

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan keamanan area agar tidak terjadi kecelakaan susulan pada penolong atau korban.

  1. Jaga Ketengangan: Jangan panik. Ketenangan Anda menular.
  2. Amankan Area: Jauhkan bahaya lain (misalnya, kabel listrik, material yang tidak stabil).
  3. Hubungi Bantuan: Segera hubungi tim medis darurat (ambulans) dan informasikan lokasi, jenis kecelakaan, dan perkiraan kondisi korban. Jangan tunda langkah ini!

2. Periksa Kondisi Korban (Prinsip ABC)

Setelah lokasi aman, segera periksa kondisi vital korban dengan prinsip A (Airway), B (Breathing), C (Circulation).

  1. A (Airway - Jalan Napas): Pastikan jalan napas korban bebas. Jika korban tidak sadar, ubah posisi tubuhnya perlahan untuk membebaskan jalan napas (misalnya, head tilt-chin lift jika tidak dicurigai cedera tulang belakang/leher).
  2. B (Breathing - Pernapasan): Periksa apakah korban bernapas (lihat pergerakan dada, dengar suara napas, rasakan embusan napas). Jika tidak bernapas, segera lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) jika Anda terlatih.
  3. C (Circulation - Sirkulasi/Nadi): Periksa denyut nadi (misalnya di pergelangan tangan atau leher).

3. Penanganan Cedera dan Luka

Korban jatuh dari ketinggian seringkali mengalami cedera parah, termasuk dugaan cedera tulang belakang, patah tulang, dan pendarahan dalam. Prinsip utamanya adalah JANGAN memindahkan korban kecuali ada bahaya yang mengancam nyawa.

  1. Cedera Kepala/Leher/Tulang Belakang: JANGAN PERNAH menggerakkan korban jika Anda mencurigai cedera pada bagian ini. Mintalah korban untuk tetap diam. Imobilisasi leher dan tubuh hingga bantuan medis tiba.
  2. Pendarahan: Hentikan pendarahan luar dengan cara menekan langsung area yang berdarah menggunakan kain bersih atau perban steril. Jika pendarahan tidak berhenti, tambahkan kain di atas yang pertama, dan tekan lebih kuat.
  3. Patah Tulang: JANGAN mencoba meluruskan atau menggeser tulang yang patah. Imobilisasi area yang patah menggunakan bidai darurat (kayu, papan, atau bahan kaku lainnya) untuk mencegah pergerakan dan cedera lebih lanjut.

4. Mengatasi Syok

Syok pasca-kecelakaan adalah kondisi serius. Tandanya bisa berupa wajah pucat, dingin, berkeringat, napas cepat, dan denyut nadi lemah.

  1. Baringkan Korban: Posisikan korban berbaring rata. Jika tidak ada cedera kepala atau tulang belakang, tinggikan kaki korban sekitar 30 cm (namun JANGAN angkat kepala).
  2. Jaga Kehangatan: Selimuti korban agar tetap hangat dan terhindar dari hipotermia.
  3. JANGAN Beri Minum: Hindari memberikan cairan melalui mulut, terutama jika korban tidak sadar atau setengah sadar, untuk mencegah tersedak.

Peringatan Penting! Tindakan yang HARUS DIHINDARI:

-Memindahkan korban secara paksa atau terburu-buru.

-Mencabut benda yang menancap/menusuk tubuh.

-Mencoba meluruskan tulang yang patah.

Dengan langkah-langkah P3K yang terstruktur ini, Anda memberikan kesempatan terbaik bagi korban untuk selamat dan pulih. Ingat, P3K adalah jembatan menuju penanganan medis profesional. Yuk pelajari pertolongan pertama pada kecelakaan kerja case lainnya padaPelatihan Pertologan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Sertifikasi KEMNAKER RI bersama Artha Safety Indonesia